Jumat, 14 Agustus 2015

Komunikasi dalam jaringan

KOMUNIKASI DALAM JARINGAN
A.     Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah penyampaian informasi yang berupa pesan, ide ataupun gagasan dari satu pihak ke pihak yang lainnya, dimana kedua pihak itu saling mengerti dengan apa yang dibicarakan. Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal, tapi pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang komunikasi dalam jaringan.
B.     Jenis – Jenis Komunikasi
1.)    Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan adalah komunikasi yang dilakukan secara langsung dan tidak ada jarak dan peralatan yang membatasi.
2.)    Komunikasi Tulisan
Komunikasi tulisan adalah komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung atau menggunakan media perantara. Komunikasi tulisan dapat berupa surat, SMS, e-mail dan lain sebagainya.
C.     Pengertian Komunikasi Daring
Istilah komunikasi dalam jaringan mengacu pada membaca, menulis, dan berkomunikasi melalui/menggunakan jaringan komputer. Komunikasi dalam jaringan adalah komunikasi yang cara penyampaian dan penerimaan pesan dilakukan dengan jaringan internet.
Komunikasi dalam jaringan pertama dimulai tahun 1960, di sebuah universitas di Hawaii yang memiliki daerah yang luas dan berkeinginan untuk menghubungkan komputer - komputer yang tersebar di kampus tersebut. Kemudian Universitas of Hawaii mengembangkan teknologi Ethernet (perangkat komunikasi pada komputer) dengan nama “ALOHA”. Di dalam Ethernet tersebut ditanam sebuah software yang didalamnya terdapat sebuah protocol yang pada saat itu disebut dengan nama ARPANET, yang diluncurkan tahun 1969. ARPANET untuk saat ini sudah berkembang menjadi nama internet yang berasal dari interconnected network. Penggunaan komunikasi dalam jaringan dalam dunia pendidikan pertama kali tahun 1980-an ditandai dengan pengenalan komputer sebagai media pendidikan dan pertengahan tahun 1990 dengan munculnya word wide web.
D.     Fungsi dan Jenis Daring
ü  Jenis – Jenis Daring           :
1.)    Komunikasi dalam jaringan sinkron
Komunikasi dalam jaringan secara real time menggunakan komputer sebagai media, disebut dengan komunikasi dalam jaringan serempak/sinkron. Contoh komunikasi sinkron misalkan aplikasi chat (yahoo messenger, google talk, MIRc dll), video chat (skype, line, facetime, google+ hangout, dll).
2.)    Komunikasi dalam jaringan asinkron
Komunikasi dalam jaringan secara tunda menggunakan komputer sebagai media, disebut dengan komunikasi dalam jaringan tak serempak/asinkron. Contoh komunikasi asinkron misalnya aplikasi e-mail, video streaming, dll).
ü  Fungsi Daring        :
1.      Memungkinkan pengiriman data dalam jumlah besar secara efisien, ekonomis dan tanpa kesalahan.
2.      Memudahkan komunikasi jarak jauh tanpa perlu bertemu langsung.
3.      Mempersingkat waktu dalam komunikasi
4.      Mempermudah berkomunikasi dengan banyak orang.
E.      Komponen – Komponen Pendukung Daring
Terdapat beberapa komponen yang harus tersedia untuk melakukan komunikasi dalam jaringan. Komponen – komponen tersebut dikelompokkan menjadi 3 bagian sebagai berikut            :
1.      Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras adalah perangkat yang bentuknya dapat dilihat dan dapat kita raba secara langsung. Contoh dari perangkat keras yang diperlukan untuk melaksanakan komunikasi dalam jaringan adalah            :
ü  Komputer
ü  Headset
ü  Microphone
ü  Webcam
ü  Perangkat pendukung koneksi internet, contoh : modem, wifi dan lain sebagainya
2.      Perangkat Lunak (Software)
Software adalah perangkat perantara antara perangkat keras (Hardware) dengan perangkat pengguna (Brainware). Perangkat lunak yang biasa digunakan untuk daring antara lain
ü  Browser
ü  Skype
ü  Yahoo! Messenger
3.      Perangkat Pengguna (Brainware)
Brainware atau perangkat pengguna adalah manusia yang terlibat dalam penggunaan serta pengaturan komunikasi dalam jaringan.

Rabu, 05 Agustus 2015

Web

https://cpanel.idhostinger.com/order/accounts-create-wizard/plan/8

10 Hal yang Membuat Wanita ilfil

1. Merasa Keren

Tau gak sih, wanita itu ga suka sama pria yang over PD. Misalnya, ketika ada wanita yang mengajakmu berkenalan, kamu langsung saja menyimpulkan bahwa dia suka sama kamu. Terus kamu mulai deh sok jual mahal ketika dia mengajakmu bicara. Ayolah boys, belum tentu juga dia suka beneran sama kamu. Jadi mending yang wajar aja!

2. Lemot

Sebagai laki-laki, kamu harus terlihat wibawa. Nah, bagaimana bisa wibawa kalau kamu kurang meng-upgrade informasi? Si dia ngajak bicara apa, kamu ga paham. Si dia tanya apa, kamu ga tahu. Yah, males deh wanita. Sia dia ngajak bicara apa kamunya ga konek, aduh…!

3. Garing

Semua wanita itu, sangat mendambakan sosok laki-laki yang menyenangkan untuk diajak ngobrol. Laki-laki yang punya selera humor, laki-laki yang bisa membuat dia tertawa, dan laki-laki yang bisa menghibur. Perempuan akan bosan dengan percakapan yang mudah ketebak. Misalnya untuk membuka percakapan di sms/wa/line/chat dengan “Apa kabar?” Lalu pertanyaan berikutnya selalu “Lagi apa?”. Jika sudah begitu, siapa juga yang mau balas. Perempuan juga sebel dengan laki-laki yang tidak bisa mengembangkan pembicaraan. Misalnya, saat lagi ngobrol, kamu lebih banyak menjawab pertanyaan si wanita daripada balik bertanya. Jangankan mencari topik baru, bertanya balik pun kamu bingung. Garing dong! Masa dia terus yang harus nyari bahan obrolan.

4. Kasar

Wanita itu pada dasarnya adalah makhluk yang halus, anggun dan sensitif. Sekali aja kamu bersikap kasar, beh, dia akan langsung illfeel! Wanita pasti akan berfikir “Aduh, belum jadi suami aja udah berani kasar, gimana nanti kalau udah jadi suami!” Nah loh.

5. Kemayu

Hei para pria, jangan kelamaan kalau dandan (ingat ya, dandan ga cuma senjatanya kaum hawa). Jangan takut panas. Jangan gampang ngeluh. Juga jangan terlalu suka ngaca. Karena, nanti kamu akan tergolong ke dalam pria kemayu, dan wanita ga suka lho.

6. Terlalu agresif

Wanita akan risih dengan pria yang terlalu agresif dalam bertindak dan terlalu cepat jatuh cinta. Lakukanlah pendekatan dengan pelan-pelan. Perlakukan wanita dengan lemah lembut, tapi tetap hormati lah dia. Kontrol lah sikap dan perbuatanmu kepadanya. Baru seminggu sms-an masak ngajak jadian, euh!

7. Curhatan

Nah ini. Kalau kamu tipe pria yang suka sekali mengumbar isi hati ke orang lain, berarti kamu termasuk pria yang curhatan. Kamu harus ingat bahwa wanita tidak suka dengan pria yang sedikit-sedikit curhat di medsos, atau yang terlalu blak-blakan untuk cerita dengan orang lain. Kamu ga ingin kan disebut pria lemah? Wanita justru lebih suka dengan pria yang memiliki sisi misterius. Pria yang tidak membiarkan isi hatinya berceceran dimana-mana. Karena pria semacam ini cenderung dianggap lebih kuat dan bisa menjaga rahasia.

8. Terlalu sibuk dengan dunia “kelaki-lakiannya”

Kamu pasti punya hobi kan? Boleh sih menekuni hobimu, tapi kamu juga harus bisa membagi waktu dengan bijak. Jangan sampai kamu terlalu hanyut dalam menekuni hobi. Wanita biasanya akan kesal kalau kamu tidak pernah mencurahkan perhatian kepadanya dan hanya asyik dengan dunia mu sendiri.

9. Tidak visioner

Kamu akan jadi imam kelak. Wanita dewasa, akan lebih memilih pria yang memiliki gambaran hidup yang jelas. Jadi, wanita akan menghindari pria yang hidupnya cuma seneng-seneng aja, jalan-jalan, keluyuran ke sana-ke mari, pria pemalas dan hanya menghabiskan uang pemberian orang tua. Apakah kamu bagian dari pria yang seperti itu?

10. Jorok

Siapa sih wanita yang mau deket-deket dengan pria yang bau? Pria yang memakai baju lusuh? Pria yang kukunya selalu hitam? Pria yang tidak bisa menjaga kebersihan? Jadi, kamu jangan jadi pria yang jorok. Karena tidak ada wanita yang menyukai pria jorok.
Nah sahabatku para pria, sekarang sudah tahu kan apa yang paling membuat wanita ilfil. Sekarang, bersemangatlah memperbaiki diri ya! Pastikan diri kamu layak mendapatkan wanita yang terbaik!

KIMIA KELAS X - BAB 5 Hukum Dasar Kimia

BAB V HUKUM DASAR KIMIA
  1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
    Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa, “Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap”.
    Contoh: hidrogen + oksigen → hidrogen oksida
    (4g) (32g) (36g)
  2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
    Proust mengemukakan teorinya yang dikenal dengan hukum perbandingan tetap yang berbunyi; “Perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu tetap”
    Contoh:
    Jika 4 gram hidrogen dengan 40 gram oksigen, berapa gram air yang terbentuk?
    Penyelesaian:
    Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen = 1 : 8
    Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen yang dicampurkan = 4 : 40
    Oleh karena perbandingan hidrogen dan oksigen = 1 : 8 maka 4 gr hidrogen memerlukan 4 x 8
    Gram oksigen yaitu 32 gram.
    Pada kasus ini oksigen yang dicampurkan tidak bereaksi semuanya, oksigen masih bersisa sebanyak (40 – 32) gram = 8 gram

KIMIA KELAS X - BAB 4 TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI SEDERHANA

BAB IV TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI SEDERHANA
  1. Rumus Kimia
    Rumus kimia adalah lambang molekul unsur atau senyawa yang menyatakan jenis dan jumlah relatif atom-atom yang terdapat dalam suatu zat.
    Contoh;
    1. Molekul gas oksigen terdiri atas 2 atom O. Rumus kimia gas oksigen adalah O2
    2. Molekul air terdiri atas 2 atom hidrogen (indeks H = 2) dan 1 atom oksigen. Rumus kimia air adalah H2O dan lambangnya ditulis H2O.
    3. Molekul asam cuka terdiri atas 2 atom karbon, 4 atom hidrogen, dan 2 atom oksigen. Rumus kimia asam cuka adalah CH3COOH.
    4. Rumus kimia amonium sulfat adalah (NH4)2SO4. Artinya setiap molekul amonium sulfat terdiri atas 2 atom nitrogen (N), 8 atom hidrogen (H), 1 atom belerang (S), dan 4 atom oksigen (O).
      Rumus kimia sering dinyatakan dalam rumus molekul dan rumus empiris. Rumus molekul adalah rumus kimia yang menyatakan jenis dan jumlah atom yang membentuk molekul senyawa. Rumus empiris atau rumus perbandingan menyatakan perbandingan paling sederhana jumlah atom-atom penyusun senyawa tersebut.

  1. Tata Nama Senyawa
    Sistem penamaan senyawa kimia dibedakan menjadi dua, yaitu penamaan untuk senyawa organik dan senyawa anorganik. Penamaan senyawa-senyawa ini didasarkan pada rumus kimia dengan aturan-aturan tertentu. Aturan penamaan senyawa anorganik adalah,
    1. Tata Nama Senyawa Biner
      1. Senyawa Biner yang Terdiri atas Unsur Logam dan Nonlogam
        Aturan penamaan;
        1. Unsur yang berada di depan (logam) diberi nama sesuai dengan nama unsur tersebut
        2. Unsur yang berada di belakang (nonlogam) diberi nama sesuai dengan nama unsur tersebut dengan menambahkan akhiran – ida.
          Contoh; KCl nama, kalium klorida
        3. Muatan kation ditulis menggunakan angka Romawi(jika diperlukan). Unsur logam sebagai kation (ion positif) dan unsur nonlogam (ion negatif). Penulisan angka Romawi berlaku apabila unsur logam di dalamnya memiliki kation lebih dari satu macam.
          Contoh;
          Logam Fe memiliki kation Fe2+ dan Fe3+ sehingga penulisan nama senyawa FeCl3 : besi (III) klorida.
          Rumus umum penggabungan kation dan anion pada senyawa biner.
          Xa+ + Yb-→ XbYa
          Keterangan; Xa+ = kation
          Yb- = anion
          Perhatikan beberapa contoh berikut;
          Mg2+ + Cl→ MgCl2
          Ag+ + Br→ AgBr
          Na+ + O2-→ Na2O
      2. Senyawa Biner yang Terdiri Atas Unsur Nonlogam dan Nonlogam
        Aturan penamaannya ditandai dengan awalan angka Yunani yang menyatakan jumlah atom nonlogam diikuti dengan nama unsur dan diakhiri dengan akhiran- ida.
        Awalan angka Yunani:
        Mono     : 1
        Di    : 2
        Tri    : 3
        Tetra    : 4
        Penta    : 5
        Heksa    : 6
        Hepta    : 7
        Okta    : 8
        Nona    : 9
        Deka    : 10
        Awalan mono hanya dipakai pada unsur nonlogam yang kedua.
        Penulisan dilakukan berdasarkan urutan; B- Si- As- C- P- N- H- S- I- Br- Cl- O- F
        Contoh;
        CO = karbon monoksida
        CO2 = karbon dioksida
        N2O5 = dinitrogen pentaoksida
    2. Tata Nama Senyawa Poliatom
      Senyawa poliatom adalah senyawa yang terdiri atas lebih dari dua macam unsur penyusun yang berbeda. Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif, kecuali ion amonium
      (NH4+) yang bertindak sebagai kation. Penamaan senyawa poliatom sama dengan aturan penamaan senyawa biner logam dan nonlogam. Naqmun terdapat perbedaan pada penamaan anionnya sebagai berikut.
      1. Anion yang terdiri dari atom penyusun yang sama, untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi akhiran-at.
        Contoh;
        SO32- : sulfit
        SO42- : sulfat
      2. Khusus untuk CN dan OH mendapat akhiran-ida.
      3. Anion yang mengandung unsur golongan VIIA (F, Cl, Br, dan I), urutan penamaan anion dengan jumlah oksigen terkecil sampai terbesar, yaitu: hipo + nama unsur + akhiran-it,
        Nama unsur + akhiran –it, nama unsur + akhiran –at, sampai per + nama unsur + akhiran –at.
        Contoh:
        ClO : hipoklorit
        ClO2 : klorit
        ClO3 : klorat
        ClO4 : perklorat
        Rumus umum penggabungan kation dan anion pada senyawa poliatom:

        Xa+ + YZb-→ Xb(YZ)a
        Contoh:
        NH4+ + Cl→ NH4Cl : amonium klorida
        K+ + CN→ KCN : kalium sianida
        Zn2+ + OH→ Zn(OH)2 : seng hidroksida
        Fe3+ + SO42-→ Fe2(SO4)3 : besi (III) sulfat
        Mg2+ + SO42-→ MgSO4 : magnesium sulfat
            Tidak ditulis Mg2(SO4)2, karena rumus empirisnya
             MgSO4.
    3. Tata Nama Senyawa Asam
      Asam adalah zat yang di dalam air larut dan terurai menghasilkan ion hidrogen (H+) dan ion negatif. Semua asam diberi nama dengan awalan asam yang diikuti nama ion negatifnya.
      Contoh:
      Asam-asam anorganik atau asam mineral.
      HF = asam fluorida
      H2SO4 = asam sulfat
      HClO2 = asam hipoklorit
      HClO3 = asam klorit
      HClO4 = asam perklorat
      HNO3 = asam nitrat
      H2C2O4 = asam oksalat
      H3PO3 = asam fosfit
      H3PO4 = asam fosfat
      H2CrO4 = asam kromat
      H2Cr2O7 = asam dikromat
      H2CO3 = asam karbonat

      Contoh asam-asam organik, yaitu asam yang diperoleh dari hewan dan tumbuhan diberi nama dengan nama trivial.
      HCOOH asam format
      C6H8O7 asam sitrat
      C4H6O5 asam malat
      C4H4O6 asam tartarat
      C4H6O2 asam butirat
      C4H12O2 asam kaproat
      C6H8O6 asam askorbat
    4. Tata Nama Senyawa Basa
      Basa ditandai dengan adanya ion hidroksida (OH). Penamaan basa selalu diakhiri dengan anion hidroksida.
      Contoh: NaOH natrium hidroksida
      Ba(OH)2 barium hidroksida
      NH4OH amonium hidroksida
    5. Oksida dan Tata Nama Oksida
      Oksida adalah senyawa berupa unsur dan oksigen yang terbentuk pada peristiwa oksidasi. Secara umum oksida dibedakan menjadi oksida logam dan oksida nonlogam. Berdasarkan sifat-sifatnya, oksida dibagi menjadi oksida basa, oksida asam, oksida amfoter, oksida indifferen, dan peroksida.
      1. Oksida basa adalah oksida logam yang dengan air akan menghasilkan basa atau hidroksida.
        Contoh: Na2O + H2O → 2NaOH
        Natrium oksida natrium hidroksida
      2. Oksida asam adalah oksida nonlogam yang bereaksi dengan air akan menghasilkan asam.
        Contoh: CO2 + H2O → H2CO3
        Karbon dioksida asam karbonat
      3. Oksida amfoter adalah oksida logam atau nonlogam yang dapat bersifat sebagai oksida asam atau oksida basa.
        Contoh: Al2O3 (aluminium oksida) dan PbO (timbal oksida)
      4. Oksida Indifferen adalah oksida logam atau nonlogam yang tidak bersifat sebagai oksida asam ataupun oksida basa.
        Contoh: H2O (air), NO (nitrogen monoksida), dan MnO2 (mangan dioksida)
      5. Peroksida adalah oksida logam atau oksida nonlogam yang kelebihan atom O.
        Contoh: H2O2 (hidrogen peroksida) dan Na2O2 (natrium peroksida).
Pemberian nama senyawa oksida berdasarkan IUPAC (International Union Of Pure Applied Chemistry) sebagai berikut.
  1. Untuk senyawa oksida yang tersusun atas unsur yang mempunyai bilangan oksidasi hanya satu macam, pemberian nama dilakukan dengan menyebutkan nama unsurnya yang kemudian dibutuhkan kata oksida.
    Contoh:
    1. Senyawa Al2O3 tersusun atas unsur Al yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +3 dinamai senyawa aluminium oksida.
    2. Senyawa Na2O yang tersusun atas unsur Na yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1 dinamai senyawa natrium oksida.
  2. Untuk oksida yang tersusun atas unsur logam yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu macam, pemberian nama dilakukan dengan menyebutkan nama unsur logamnya yang diikuti dengan tingkat bilangan oksidanya yang ditulis dengan angka Romawi dalam kurung dan diikuti kata oksida.
    Contoh:
    1. Senyawa oksida tembaga dapat terbentuk dari unsur tembaga yang mempunyai bilangan oksidasi +1 (Cu2O) dan +2(CuO), sehingga senyawa Cu2O dinamakan senyawa tembaga (I) oksida dan senyawa CuO dinamakan senyawa tembaga (II) oksida.
    2. Senyawa oksida besi dapat terbentuk dari unsur besi yang mempunyai bilanagan oksidasi +2 (FeO) dan +3 (Fe2O3), sehingga senyawa FeO dinamakan besi (II) oksida dan senyawa Fe2O3 dinamakan besi (III) oksida.
  3. Untuk senyawa oksida yang tersusun atas unsur nonlogam yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu macam, pepberian nama dilakukan dengan menyebutkan jumlah atom unsur dan oksida yang terikat pada unsur dengan awalan .
    Contoh:
    1. Senyawa oksida klor dapat terbentuk dari unsur klor yang mempunyai bilangan oksidasi +1(Cl2O), +5(Cl2O5), dan +7(Cl2O7), sehingga nama senyawa tersebut berturut-turut adalah diklor monoksida, diklor pentaoksida dan diklor heptaoksida.
    2. Senyawa oksida nitrogen dapat terbentuk dari unsur nitrogen yang mempunyai bilangan oksidasi +1 (N2O), +2 (NO), +4 (NO2), dan +5 (N2O5), sehingga senyawa N2O5 dinamakan dinitrogen pentaoksida.
    3. Tata Nama Senyawa Hidrat

      Beberapa senyawa yang berwujud kristal mampu mengikat air dari udara atau bersifat higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut mengandung “air kristal” . Senyawa yang mengandung air kristal disebut hidrat. Kristal hidrat tidak berair karena molekul air terkurung rapat dalam kristal senyawa. Senyawa hidrat dibeeri nama dengan menambahkan angka Yunani yang menyatakan banyaknya air kristal hidrat diakhir nama senyawa tersebut.
      Contoh:
      CuSO4 . 5H2O = Tembaga (II) sulfat pentahidrat
      Na2CO3 . 10H2O = Natrium karbonat dekahidrat
    4. Beberapa Senyawa Kimia di Sekitar Kita

      Beberapa senyawa kimia yang serin ditemui dalam kehidupan sehari- hari sebagai berikut.
      1. Dacron atau poliethiena glikol tereftalat dengan rumus molekul (C10H8O4)n . Dacron digunakan sebagai busa pada peralatan rumah tangga, seperti bantal dan kasur.
      2. Freon atau dicloro difluoro karbon, dengan rumus molekul CCl2F2 digunakan sebagai bahan pendingin lemari es dan AC, serta pengisi obat semprot (spay).
      3. Kloroform atau triklorometana, dengan rumus molekul CHCl3. Kloroform pada suhu kamar berupa zat cair, berbau, mudah menguap, dan bersifat membius.
      4. DDT atau dikloro difenil trikloro etana, dengan rumus molekul C14H9Cl5 , digunakan sebagai pestisida.
      5. PVC atau polivinil klorida, dengan rumus molekul (H2CCClH)n . Digunakan untuk membuat pipa pralon, pembungkus kabel, dan tas plastik.
      6. Teflon atau tetrafluoroetena, dengan molekul (F2C = CF2)n. Sifatnya sangat keras dan tahan panas, sehingga banyak digunakan sebagai pengganti logam pada peralatan mesin-mesin dan peralatan rumah tangga.
      7. Aseton, mempunyai rumus kimia CH3COOCH3 dipakai sebagai pelarut pada industri selulosa asetat, serat, fotografi film, cat, dan pernis serta digunakan sebagai pembersih cat kuku. 
         
        1. Persamaan Reaksi
          Persamaan reaksi menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi (reaktan) dan hasil reaksi (produk) yang dipisahkan dengan tanda (→) disertai koefisiennya masing-masing.
          Prinsip yang mendasari penulisan persamaan reaksi adalah hukum kekekalan massa oleh Lavoisier. Hukum ini menyatakan bahwa massa sebelum reaksi sama dengan massa ssudah reaksi. Dengan demikian, persamaan reaksi disetarakan dengan syarat-syarat sebagai berikut.
          1. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama
          2. Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan rumus kimia yang benar. Pereaksi ditulis di sebelah kiri tanda panah, sedangkan hasil reaksi ditulis di sebelah kanan tanda panah.
            Contoh : A + B → C + D
          3. Persamaan reaksi pembakaran senyawa organik dengan menambahkan O2, yaitu :
            1. Reaksi pembakaran sempurna menghasilkan CO2 dan H2O
            2. Reaksi pembakaran tidak sempurna menghasilkan CO dan H2O
          4. Perasamaan reaksi harus memenuhi hukum Kekekalan Massa. Apabila jumlah unsur di sebelah kiri tanda panah berbeda dengan jumlah unsur di sebelah kanan, ditambahkan angka sebagai koefisien reaksi di depan senyawa yang berhubungan. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol.
            Contoh:
            H2 + O2→ H2O (belum setara)
            Setelah ditambahkan angka menjadi
            2H2O + O2→ 2H2O
          5. Pada reaksi yang kompleks, penyetaraan reaksi dilakukan dengan cara aljabar, yaitu dengan menggunakan variabel-variabel sebagai koefisien senyawa.
            Contoh:
            aHNO3 + bH2S → cNO + dS + eH2O
            atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi)
            atom O : 3a = c + e, karena a = c, maka
            3a = a + e
            2a = e
            Atom H : a + 2b = 2e, karena e = 2a, maka:
            a + 2b = 2(2a)
            2b = 4a – a
            2b = 3a
            b = a
            atom S : b = d = a
            Misal a = 2, persamaan reaksi tersebut menjadi:
            2HNO3 + 3H2S → 2NO + 3S + 4H2O
          6. Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus dinyatakan dalam tanda kurung setelah rumus kimia. Wujud zat dalam persamaan reaksi disingkat dengan:
            (s) : solid (zat padat)
            (l) : liquid (zat cair)
            (aq) : aqueous (larut dalam air)
            (g) : gas
            Contoh:
            2HNO3(aq) + 3H2S(aq) → 2NO(g) + 3S(s) + 4H2O(l)

         

KIMIA KELAS X - BAB 3 Ikatan Kimia

BAB III IKATAN KIMIA
  1. Terbentuknya Ikatan Kimia
    Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi. Adapun gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur cenderung membentuk struktur elektron stabil. Struktur elektron stabil yang dimaksud yaitu struktur elektron gas mulia (golongan VIIIA).
    Walter Kossel, dan Gilbert Lewis pada tahun 1916 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan. Mereka mengemukakan bahwa jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan, akan berubah sedemikian rupa sehingga susunan elektron kedua atom tersebut sama dengan susunan elektron gas mulia atau konfigurasi elektron gas mulia atau 8 elektron pada kulit terluar disebut kaidah oktet.
    Sementara itu, atom-atom yang mempunyai nomor atom kecil dari hidrogen sampai dengan boron cenderung memiliki konfigurasi elektron gas helium atau mengikuti kaidah duplet.
    Elektron yang berperan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau elektron valensi. Elektron valensi menunjukkan kemampuan suatu atom untuk berikatan dengan atom lain.
    Unsur-unsur dari golongan alkali dan alkali tanah, untuk mencapai kestabilan cenderung melepaskan elektron terluarnya sehingga membentuk ion positif. Unsur-unsur yang mempunyai kecenderungan membentuk ion positif termasuk unsur elektropositif. Unsur-unsur dari golongan halogen dan khalkogen mempunyai kecenderungan menangkap elektron untuk mencapai kestabilan sehingga membentuk ion negatif. Unsur-unsur yang demikian termasuk unsur elektronegatif.
    Contoh;
    1. Fluorin (9F) mempunyai susunan elektron 2. 7. Flourin memerlukan satu elektron untuk mencapai kestabilan (elektron terluar 8).
    2. Kalsium (20Ca) mempunyai susunan elektron 2. 8. 8. 2. Kalsium melepaskan 2 elektron untuk mencapai kestabilan (elektron terluar 8).
      Atom-atom yang belum stabil yaitu unsur-unsur selain gas mulia. Unsur ini selalu berusaha untuk mencapai keadaan yang stabil. Agar dapat mencapai struktur elektron seperti gas mulia, antar unsur melakukan hal-hal berikut;
      1. Perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (serah terima elektron)
        Atom yang melepaskan elektron akan membentuk ion positif, sedangkan atom yang menerima elektron akan berubah menjadi ion negatif, sehingga terjadilah gaya elektrostatik atau tarik-menarik antara kedua ion yang berbeda muatan. Ikatan ini disebut ikatan ion.
      2. Pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom yang bergabung membentuk susunan elektron seperti gas mulia, yang dikenal dengan ikatan kovalen.
      Selain itu, dikenal juga adanya ikatan lain yaitu;
      1. Ikatan logam
      2. Ikatan hidrogen
      3. Ikatan Van der Waals 
      4. Ikatan Ion (Ikatan Elektrovalen) Ikatan ion yaitu ikatan yang terbentuk sebagai akibat adanya gaya tarik-menarik antara ion positif dan ion negatif. Ion positif terbentuk karena unsur logam melepaskan elektronnya. Sedangkan ion negatif terbentuk karena unsur non logam menerima elektron. Ikatan ion terjadi karena adanya serah-terima elektron. Pada saat terjadi pelepasan elektron, atom tersebut berubah menjadi sebuah kation (ion positif) karena kelebihan muatan positif. Energi ionisasi diperlukan untuk melepas sebuah elektron. Berbeda antara atom satu dengan lainnya.
        Pada umumnya, atom-atom dari unsur logam memiliki energi ionisasi yang lebih rendah. Oleh karena itu unsur-unsur tersebut, cenderung melepas elektron dan berubah menjadi kation. Sebagai contoh unsur natrium (Na) mudah melepaskan satu elektron menjadi ion natrium (Na+). Sementara itu atom-atom dari unsur non logam memiliki afinitas elektron yang tinggi sehingga cenderung untuk menangkap elektron. Saat terjadi penangkapan elektron, atom tersebut berubah menjadi anion (ion negatif). Misalnya atom klor (Cl) mudah menangkap satu elektron dan menjadi ion klorida (Cl).
        Terjadinya ikatan antara 11Na dengan 17 Cl sebagai berikut ;
        K L M
        11Na 2. 8. 1 melepas 1 elektron, membentuk Na+ : 2. 8
        17Cl : 2. 8. 7 menerima satu elektron, membentuk Cl : 2. 8. 8
        Na Na+ + e

        Cl + eCl

        Na + Cl Na+ + Cl
        Na + dan Cl membentuk ikatan ion NaCl (Natrium klorida)
        Ikatan ion mudah terjadi jika atom-atom suatu unsur mempunyai perbedaan elektronegativitas yang besar ( lebih besar dari 1,7). Menurut Pauling, jika perbedaan elektronegativitas semakin besar, ikatan kimia yang terbentuk semakin bersifat ionik. Pada umumnya ikatan ion terjadi antara unsur-unsur golongan IA dan IIA (unsur logam) dengan unsur-unsur golongan VIIA dan VIA ( unsur nonlogam).
        Sifat-sifat senyawa ion sebagai berikut,
        1. Dalam bentuk padatan tidak dapat menghantarkan listrik karena partikel-partikel ionnya terikat kuat pada kisi, sehingga tidak ada elektron yang bebas bergerak.
        2. Leburan dan larutannya menghantarkan listrik
        3. Umumnya berupa zat padat kristal yang permukaannya keras dan sukar digores
        4. Titik leleh dan titik didihnya tinggi
        5. Larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut non polar
         
    3. Ikatan Kovalen dan Ikatan Logam
      1. Ikatan Kovalen
        Ikatan kovalen dapat terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam lain dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron. Jadi secara langsung ikatan ini bersifat nonelektrostatik. Adakalanya dua atom dapat menggunakan lebih dari satu pasang elektron. Apabila yang digunakan bersama dua pasang atau tiga pasang maka akan terbentuk ikatan kovalen rangkap dua atau rangkap tiga. Jumlah elektron valensi yang digunakan untuk berikatan tergantung pada kebutuhan tiap atom untuk mencapai konfigurasi elektron seperti gas mulia (kaidah oktet atau duplet).
        Penggunaan bersama pasangan elektron digambarkan oleh Lewis menggunakan titik elektron. Rumus Lewis merupakan tanda atom yang di sekelilingnya terdapat titik (), silang (x), atau bulatan kecil (.
        Tanda ini menggambarkan elektron valensi atom yang bersangkutan. Oleh karena itu, rumus ini sering disebut sebagai rumus elektron atau titik elektron.
        Langkah-langkah untuk menulis rumus molekul Lewis sebagai berikut;
        1. Menuliskan simbol atom unsurnya
        2. Menentukan jumlah elektron valensi atom tersebut
        3. Meletakkan titik (.), silang (x), atau bulatan kecil ( yang mewakili elektron valensi pada sisi simbol atom.
        Berdasarkan bentuk ikatanya, ikatan kovalen dibedakan menjadi tiga, yaitu kovalen normal, kovalen koordinasi, serta kovalen polar dan nonpolar.

  2. Ikatan kovalen Normal
    Dalam ikatan kovalen normal digunakan dasar pemakaian bersama pasangan elektron. Dalam hal ini pasangan elektron tersebut berasal dari kedua atom. Jumlah ikatan yang terdapat dalam suatu molekul dapat diramalkan dengan menghitung jumlah elektron yang digunakan bersama-sama, selain itu juga, jumlah dan jenis atom yang membentuk molekul. Oleh karena itu, dalam ikatan ini dikenal adanya ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dua, dan kovalen rangkap tiga.
    1. Ikatan Kovalen Tunggal
      Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama satu pasang elektron, ikatan ini digambarkan dengan satu garis lurus.
      Contoh:
      1. Ikatan H dengan H dalam molekul H2
        rumus titik elektronnya H
        rumus titik elektronnya H
        1 atom H berikatan dengan 1 atom H yang lain dan tiap-tiap atom H menyumbangkan 1 elektron.
        H + H H H H – H H2
      2. Ikatan H dengan Cl dalam molekul HCl
        1 atom H berikatan dengan 1 atom Cl yang masing-masing menyumbangkan 1 elektron.

        H + xCl H xCl H – Cl HCl
    2. Ikatan Kovalen Rangkap Dua
      Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama dua pasang elektron. Ikatan ini digambarkan dengan dua garis lurus.
      Contoh;
      Ikatan antara atom O dengan atom O yang lain dalam molekul O2
      O = O O2
    3. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
      Ikatan kovalen rangkap tiga adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama tiga pasang elektron. Ikatan ini digambarkan dengan tiga garis lurus.
      Contoh;
      Ikatan antara atom N dengan atom N lain dalam molekul N2
      N N N2
  3. Ikatan Kovalen Koordinasi
    Ikatan kovalen koordinasi yaitu ikatan kovalen dimana pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan. Ikatan kovalen koordinasi dapat terjadi antara suatu atom yang mempunyai pasangan elektron bebas dan sudah mencapai konfigurasi oktet dengan atom lain. Atom lain ini membutuhkan dua elektron dan belum mencapai konfigurasi oktet.
    Contoh; senyawa SO3, NH4+ dan lain-lain
  4. Ikatan Kovalen Polar dan Nonpolar
    Perbedaan keelektronegatifan dua atom menimbulkan kepolaran senyawa. Adanya perbedaan keelektronegatifan tersebut menyebabkan pasangan elektron ikatan lebih tertarik ke salah satu unsur sehingga membentuk dipol. Adanya dipol inilah yang menyebabkan senyawa menjadi polar.
    Pada senyawa HCl, pasangan elektron milik bersama akan lebih dekat pada Cl karena daya tarik terhadap elektronnya lebih besar dibandingkan H. Hal itu menyebabkan terjadinya polarisasi pada ikatan H –Cl. Atom Cl lebih negatif daripada atom H, hal tersebut menyebabkan terjadinya ikatan kovalen polar.
    Contoh;
    1. Senyawa kovalen polar; HCl, HBr, HI, HF, H2O, NH3.
    2. Senyawa kovalen nonpolar; H2, O2, Cl2, N2, CH4, C6H6, BF3.
      Pada ikatan kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran senyawanya ditentukan beberapa hal berikut;
      1. Jumlah momen dipol. Jika jumlah momen dipol = 0, senyawanya bersifat nonpolar. Jika momen dipol tidak sama dengan 0 maka senyawanya bersifat polar.
        Besarnya momen dipol suatu senyawa dapat ditentukan dengan:
= d x l
Keterangan;
= momen dipol dalam Debye (D)
d = muatan dalam satuan elektrostatis (ses)
l = jarak dalam cm
  1. Bentuk molekul. Jika bentuk molekulnya simetris maka senyawanya bersifat nonpolar, sedangkan jika bentuk molekulnya tidak simetris maka biasanya senyawanya bersifat polar.
  2. Jika molekul terdiri atas dua buah unsur.
    1. Jika kedua unsur itu sejenis ikatannya nonpolar
      Contoh; H2 dan Cl2
    2. Jika kedua unsur itu tidak sejenis, biasanya ikatannya polar.
      Contoh; HCl dan HBr
  3. Jika molekul terdiri atas tiga atau lebih unsur yang berbeda.
    1. Jika atom yang berada di tengah molekul (atom pusat) mempunyai pasangan elektron bebas sehingga pasangan elektron ikatan akan tertarik ke salah satu atom, ikatannya polar.
      Contoh; H2O, dan NH3
    2. Jika atom pusat tidak mempunyai pasangan elektron bebas sehingga pasangan elektron tertarik sama kuat ke seluruh atom, ikatannya nonpolar.
      Contoh; CH4 dan CO2
Sifat-sifat senyawa kovalen;
  1. Pada suhu kamar umumnya berupa gas (misalnya H2, O2, N2, Cl2, dan CO2 ), cair (misalnya H2O dan HCl), ataupun berupa padatan.
  2. Titik didih dan titik lelehnya rendah, karena gaya tarik-menarik antara molekulnya lemah meskipun ikatan antar atomnya kuat
  3. Larut dalam pelarut nonpolar dan beberapa diantaranya dapat berinteraksi dengan pelarut polar
  4. Larutannya dalam air ada yang menghantarkan arus listrik (misal HCl) tetapi sebagian besar tidak dapat menghantarkan arus listrik, baik padatan, leburan, atau larutannya.
Anda dapat memprediksi ikatan kimia apabila mengetahui konfigurasi elektron dari atom unsur tersebut (elektron valensinya). Berdasarkan elektron valensi, akan diketahui jumlah kekurangan elektron masing-masing unsur untuk mencapai kaidah oktet (kestabilan struktur seperti struktur elektron gas mulia).
Jarak antara dua inti atom yang berikatan disebut panjang ikatan, sedangkan energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan disebut energi ikatan. Pada pasangan unsur yang sama, ikatan tunggal merupakan ikatan yang paling lemah dan paling panjang. Semakin banyak pasangan elektron milik bersama maka semakin kuat ikatan. Namun, panjang ikatannya semakin kecil atau pendek.
Contoh;
Ikatan : N – N N N N N
Panjang ikatan (A) : 1,47 1,24 1,10
Energi ikatan (kJ/mol) : 163 418 941
  1. Ikatan Logam
Logam mempunyai sifat-sifat berikut;
  1. Pada suhu kamar umumnya padat
  2. Mengkilap
  3. Menghantarkan panas dan listrik dengan baik
  4. Dapat ditempa dan dibentuk
    Dalam bentuk padat, atom-atom logam tersusun dalam susunan yang sangat rapat (closly packed). Susunan logam terdiri atas ion-ion logam dalam larutan elektron. Dalam susunan seperti ini elektron valensinya relatif bebas bergerak dan tidak terpaku pada salah satu inti atom. Ikatan logam terjadi akibat interaksi antara elektron valensi yang bebas bergerak dengan inti atau kation-kation logam yang menghasilkan gaya tarik.
    1.